NPM : 18210318
Kelas : 3EA18
Karakteristik dari Konsumen Indonesia (pada
umumnya)
Indonesia memilki lebih dari 220 juta penduduk dengan ratusan suku yang
tersebar di berbagai pulau. Sekalipun berbeda-beda suku dan bahasa, namun pasti
ada kesamaan karakter, yang bisa dijadikan patokan bagi para marketer untuk
menjalankan strategi marketing.10 karakter unik konsumen Indonesia bisa di
jadikan referensi yang pas untuk itu. Namun Anda harus hati-hati menyelami
karakter ini.
Karakter dari konsumen Indonesia itu antara lain :
- Berpikir jangka pendek (short term perspective), ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.
- Tidak terencana (dominated by unplanned behavior), Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).
- Suka berkumpul, masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.
- Gagap teknologi (not adaptive to high technology), Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan pengguna lain.
- Berorientasi pada konteks (context, not content oriented), konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu sendiri.
- Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect), sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar negeri daripada produk dalam negeri, karena bisa dikatakan kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di Indonesia
- Beragama (religious), Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung simbol-simbol agama.
- Gengsi (putting prestige as important motive), konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laris terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkan gengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masih melekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas. Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengan materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.
- Budaya lokal (strong in subculture), sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.
- Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment), salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurang pedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang tinggal di perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka.
Faktor yang Paling Mempengaruhi Perilaku Konsumen Indonesia
Perilaku
pembelian konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial,
pribadi, dan psikologis. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling
luas dan paling dalam adalah faktor budaya.
Menurut
Kolter, Philip, Keller, Kevin Lane factor yang mempengaruhi
perilaku konsumen sebagai berikut :
1. Faktor budaya
Budaya,
sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang
sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.
Masing-masing
budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan
sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku,
agama, ras, kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan
cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang cermat
disana.
2.
Faktor
sosial
Selain
faktor budaya, perilaku konsumen di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial,
seperti kelompok acuan, keluarga, peran, dan status sosial. Kelompok acuan
terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Keluarga meruapkan organisasi
pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga
menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Peran dan status
sosial seseorang menunjukkan kedudukan orang itu setiap kelompok sosial yang ia
tempati. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang.
Masing-masing peran menghasilkan status.
Contoh,
seorang yang memiliki peran sebagai manajer dan status yang lebih tinggi dari
pegawai kantor, dimana ia juga memiliki banyak keluarga dan anak, tentu ia akan
tertarik dengan produk mobil dari Toyota, karena ada kesesuaian antara kebutuhan
dan keunggulan Toyota sebagai mobil keluarga ideal terbaik Indonesia, ia bahkan
juga bisa membeli pakaian mahal dan juga keluarganya, membeli rumah besar untuk
keluarganya dan lain-lain.
3.
Faktor
pribadi
Keputusan
membeli juga di pengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut
meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,
kepribadian dan konsep diri, juga nilai dan gaya hidup pembeli.
4.
Faktor
Psikologi
Titik
awal untuk memahami perilaku konsumen adalah adanya rangsangan pemasaran luar
seperti ekonomi, teknologi, politik, budaya. Satu perangkat psikologi
berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses
keputusan dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang
terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar
dengan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis (motivasi, persepsi,
ingatan dan pembelajaran) secara fundamental, mempengaruhi tanggapan konsumen
terhadap rangsangan pemasaran.
Sedangkan
menurut James F. Engel – Roger D Blackwell-Paul W. Miniart dalam saladin
terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
1.
Pengaruh
lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai
dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang
membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi
mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku
keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
2.
Perbedaan
dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan,
sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan
faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku.
Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses
keputusannya.
3.
Proses
psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap
dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen
sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan
keputusan pembelian.
Source :
http://ichwangooner08.blogspot.com/2013/01/karakteristik-dari-konsumen-indonesia.html
No comments:
Post a Comment