Wednesday, March 28, 2012

PERILAKU KEORGANISASIAN


STUDI TENTANG ORGANISASI
Definisi perilaku organisasi
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).
Perilaku organisasi yang di dalamnya terdapat tiga dimensi yang berkaitan yaitu ;
1. Dimensi Konsep, Dimensi ini mencakup Ilmu pngetahuan, sosiologi, antropologi budaya dan seluruh elemen sosial yang mempengaruhi berdirinya ilmu pengetahuan yang saling berkaitan.
2. Dimensi Sistem, Dimensi ini mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien yang di kemas dengan pendekatan-pendekatan matematis atau logika.
3. Dimensi Manusia, Dimensi iniadalah faktor penentu dalam organisasi yang tercermin dari ilmu psikologi. karena, adanya organisai adalah adanya manusia.
(Miftah Toha dan Reni Rosari, UGM)

Karakteristik individu dalam organisasi antara lain :
  •  karakteristik biografis
      1. Umur
      2. Jenis kelamin
      3. Status kawin
      4. masa kerja
  • Kemampuan
      1. kemampuan fisik
      2. kemampuan intelektual
  • Kepribadian
  • Proses belajar
  • Persepsi
  • Sikap
  • Kepuasan kerja
Perilaku Individu dalam organisasi antara lain :
  • Produktifitas kerja
  • Kepuasan kerja
  • Tingkat absensi
  • Tingkat turnover
PERILAKU INDIVIDU
Pengertian Perilaku
      Perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut. Perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
   Variabel – Variabel yang Mempengaruhi Perilaku Individu
Kelompok variable individu terdiri dari variable kemampuan dan keterampilan, latar belakang pribadi dan demografis.
Menurut Gibson  ( 1987 ) : Variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan factor utama yang mempegaruhi perilaku kerja dan kinerja individu . Sedangkan variabel demografis mempunyai pegaruh yang tidak langsung .
Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi , sikap, kepribadian , belajar , dan motivasi.
Variabel ini menurut Gibson ( 1987 ) : banyak di pengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis.
  Teori – Teori yang Mempengaruhi Perilaku
 1.       Teori Kepemimpinan ( Leadership )
Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sukarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.Salah satu contoh teori kepemimpinan :
          Teori LPC dari Fielder
Fielder mengembangkan suatu ukuran orientasi pemimpin yang disebut rekan sekerja yang kurang disukai dan rekan kerja yang disukai ( LPC ).
  • Pemimpin yang Memberi Nilai LPC Rendah
    • Dianggap terutama berorientasi pada pekerjaan
    • Pemimpin yang Memberi Nilai LPC Tinggi
      • Dianggap terutama berorintasi terhadap hubungan.
Teori Kemungkinannya
  • Pemimpin mempunyai hubungan yang baik dengan anggota – anggota kelompok, sebagaimana dapat diukur dari tingkat penerimaan mereka terhadap pemimpin itu.
  • Kekuasaan serta kedudukan pemimpin itu sedemikian tingginya sehingga bermenangu untuk memberi imbalan ( Reward ) atau menghukum anggotanya.
  • Tugasnya memiliki struktur yang baik sehingga ada tujuan yang jelas, beberapa cara untuk menyelesaikan tugas dan kritera yang jelas mengenai keberhasilan.
 Teori Behaviorisme
Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau memperoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar.
Prinsip-prinsip teori behaviorisme
- Obyek psikologi adalah tingkah laku
- semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek
- mementingkan pembentukan kebiasaan

Stress Individu
Stress adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi
emosi, pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut.
Faktor pemicu stress disebut stressor
Stressor dibagi menjadi dua, antara lain :
1. Stressor On The Job (dari dalam lingkungan pekerjaan)
a) Beban kerja berlebih (overload)
b) Desakan waktu (deadline)
c) Kualitas pembimbingan rendah/low supervise
d) Iklim politis tidak aman/low comfort
e) Umpan balik kerja rendah/low feedback
f) Wewenang tidak memadai/low authority
g) Ketidakjelasan peranan/role ambiguity
h) Frustasi/putus asa
i) Konflik antar pribadi atau kelompok
j) Perbedaan nilai individu dan organisasi
k) Perubahan situasi kantor yang mengejutkan
2. Stressor Off The Job (dari luar lingkungan pekerjaan)
a) Krisis keuangan pribadi atau keluarga
b) Permasalahan-permasalahan tentang anak
c) Permasalahan-permasalahan tentang fisik
d) Permasalahan-permasalahan dalam perkawinan
e) Perubahan situasi rumah atau lingkungan
f) Permasalahan-permasalahan lainnya

Dampak stressor dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :
1.      Sifat stressor
Yaitu pengetahuan individu tentang stressor tersebut dan pengaruhnya pada individu tersebut.
2.      Jumlah stressor
Yaitu banyaknya stressor yang diterima individu dalam waktu bersamaan.
3.      Lama stressor
Yaitu seberapa sering individu menerima stressor yang sama
4.   Pengalaman masa lalu
5.   Tingkat perkembangan
Faktor – Faktor  yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Faktor Personal :
  1. Faktor Biologis
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
  1. Faktor Sosiopsikologis
Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.
  • Komponen Afektif
merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya.
  • Komponen Kognitif
Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
  • Komponen Konatif
Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
       Faktor Situsional
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasional ini berupa:
  • faktor ekologis, misal kondisi alam atau iklim
  • faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang
  • faktor temporal, misal keadaan emosi
  • suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara
  • teknologi
    • faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu
    • lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya
    • stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku

PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KELOMPOK
Pengertian Beberapa Jenis Kelompok
1.      Kelompok
Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai tujuan tertentu.
2.      Kelompok Formal
Kelompok formal adalah kelompok kerja bentukan yang didefinisikan oleh struktur oraganisasi dengan penugasan kerja yang sudah ditentukan. Perilaku-perilaku yang harus ditunjukan di dalam kelompok ini ditentukan dan diarahkan ke sasaran organisasi.
3.      Kelompok Informal
Kelompok informal adalah kelompok yang tidak terstruktur formal dan tidak ditentukan oleh oraganisasi, dan terjadi karena responsterhadap kebutuhan akan hubungan sosial. Kelebihannya adalahkelompok ini bisa memenuhi kebutuhan sosial anggotanya yang dapat mempengaruhi perilaku dan kinerja anggotanya itu.
4.      Kelompok Komando
Kelompok komando adalah kelompok yang terdiri dari individu-individu yang melapor langsung kepada manajer tertentu, atau dengan kata lain kelompok komando adalah manajer dan semua bawahannya.
5.      Kelompok Tugas
Kelompok tugas adalah orang-orang yang secara bersama-sama menyelesaikan tugas.
6.      Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan adalah orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan khusus dan yang menjadi perhatian masing-masing orang.
7.      Kelompok Persahabatan
Kelompok persahabatan adalah persekutuan sosial yang sering dikembangkan dari situasi kerja, ditetapkan bersama-sama karena memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama.

TEORI-TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK
1.      Teori Kedekatan (Propinquity)
Teori kedekatan menjelaskan tentang adanya aliansi diantara orang-orang tertentu. Seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya.
2.      Teori Interaksi (George Homans)
Teori interaksi berdasarkan pada aktivitas, interaksi dan sentiment (perasaan atau emosi) yang berhubungan secara langsung. Ketiganya dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.       Semakin banyak aktivitas seseorang dengan orang lain, semakin beraneka interaksinya dan semakin kuat tumbuhnya sentiment mereka.
b.      Semakin banyak interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak kemungkinan aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain.
c.       Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan semakin banyak sentiment orang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak kemungkinan ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.
3.      Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)
Teori keseimbangan menyatakan bahwa seseorang tertarik kepada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap (seperti: agama, politik, gaya hidup, perkawinan, pekerjaan, otoritas) di dalam menanggapi suatu tujuan.
4.      Teori Pertukaran
Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori kedekatan, interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di dalam teori ini. Secara praktis pembentukan kelompok bisa saja terjadi dengan alasan ekonomi, keamanan, atau alasan social. Para pekerja umumnya memiliki keinginan afiliasi kepada pihak lain.

Karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok antara lain:
a. Adanya dua orang atau lebih
b. Berinteraksi satu dengan yang lain
c. Saling berbagi beberapa tujuan yang sama
d. Melihat dirinya sebagai suatu kelompok.

ALASAN-ALASAN BERGABUNG KE DALAM KELOMPOK
1.         Faktor Keamanan
2.         Faktor Status
3.         Faktor harga diri
4.         Faktor Afiliasi
5.         Faktor Kekuasaan
6.         Faktor Pencapaian Sasaran
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK
1. Model Lima Tahap Lima tahap dan model laternatif bagi kelompok-kelompok temporer dengan tenggat waktu. Model pengembangan kelompok lima tahap mensifati kelompok sebagai melewati lima tahap yang jelas, yaitu:
a. Tahap pembentukan (forming)
b. Tahap keributan (storming)
c. Tahap penormaan (norming)
d. Tahap Pelaksanaan (performing)
e. Tahap Peristirahatan (adjourning)
2.   Model Alternatif : Untuk Kelompok Temporer dengan Tenggat Kelompok ini memiliki urutan tindakan (atau bukan tindakan) mereka sendiri yang unik, seperti:
a. Menentukan arah kelompok
b. Fase inersia (lemas tanpa energy)
c. Fase transisi (peralihan)
d. Transisi mengawali perubahan besar
e. Fase inersia kedua mengikuti masa transisi
f. Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh kegiatan yang sangat terpicu.

PENGERTIAN PERILAKU KELOMPOK
Perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk menghasilkan prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan diri.

Faktor-faktor Kesuksesan Kelompok
a.       Kondisi Eksternal pada Kelompok
Semua kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang dipaksakan dari luar. Kondisi eksternal ini mencakup: strategi keseluruhan organisasi, struktur wewenang, peraturan formal, sumber daya, proses seleksi karyawan, evaluasi kinerja dan system imbalan, bidaya, dan tataran kerja fisik.
1)      Strategi Organisasi
2)       Struktur Otoritas
3)      Peraturan formal
4)      Sumber Daya Organisasional
5)      Proses Seleksi Personil
6)      Evaluasi Kinerja dan Sistem Ganjaran (imbalan)
7)      Budaya Organisasi
8)      Tataran Fisik Kerja
b.   Sumber Daya Anggota Kelompok ada dua sumber daya yang berperan sangat penting pada anggota individu, yaitu kemampuan dan karakteristik kepribadian.
1.   KemampuanAda hubungan antara kemampuan intelektual (pengetahuan) dan keterampilan dengan relevansi terhadap tugas terhadap kinerja kelompok.
2.   Karakteristik Kepribadian
Ada hubungan antara karakteristik kepribadian yang positif dalam budaya terhadap produktivitas, semangat dan kekohersifan kelompok.

PENGERTIAN INTERPERSONAL
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya ataubiasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159).
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orangorang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73).

CIRI-CIRI INTERPERSONAL
1.      Pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara spontan baik secara verbal maupun non verbal.
2.      Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para perserta komunikasi.
3.      Kedekatan hubungan pihak-pihak komunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respon nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang dekat.

Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :
a. Menemukan diri sendiri
b. Menemukan dunia luar
c. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
d. Berubah sikap dan tingkah laku
e. Untuk bermain dan kesenangan

Efektivitas Komunikasi Interpersonal
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).( Devito, 1997, p.259-264 ).
1.  Keterbukaan (Openness)
2.  Empati (empathy)
 Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya.
3.  Sikap mendukung (supportiveness)
4.  Sikap positif (positiveness)
5.  Kesetaraan (Equality)