Manusia
Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis manusia dapat diklasifikasikan sebagai homo sapiens, sebuah spesies dari golongan mamalia yang disertai dengan otak yang berkemampuan tinggi.
Ada banyak pemikiran-pemikiran tentang siapakah manusia itu? Diantarannya adalah pemikiran dari aliran materialisme, idealisme, realisme klasik, dan teologis. Menurut aliran materialisme materi atu zat merupakan satu-satunya kenyataan dan semua peristiwa terjadi karena proses material, dan manusia dianggap tidak lepas dari proses material-material ini. Sedangkan menurut aliran idealisme adalah manusia lebih dipandang sebagai makhluk kejiwaan/kerohanian. Dan aliran teologis membedakan manusia dari makhluk lain karena hubungannya dengan Tuhan.
Hakekat Manusia
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia adalah suatu akibat dari fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi ini.
Ada berbagai pengertian tentang hakikat manusia antara lain :
1. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
4. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
5. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) dalam hidupnya.
6. Makhluk Tuhn yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
7. Makhluk yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif yang mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan menentukan nasibnya.
8. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudannya merupakan keterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
Kepribadian Bangsa Timur
Bangsa Timur dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang-orang dari wilayah lain sangat menyukai dengan kepribadian bangsa timur yang tidak individualistis dan suka tolong-menolong satu sama lain.
Bagan Psikososiogram Manusia
Ini adalah contoh dari bagan psikososiogram manusia
Sumber gambar : @ arikaka.com dari buku "Mentalitas dan Pembangunan"
Nomor 0 : lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.
Nomor 1 : lingkaran hubungan jauh yang berarti pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal.
Nomor 2 : lingkaran hubungan berguna. Bisa dianalogikan hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli.
Nomor 3 : lingkaran hubungan karib. Di sini manusia memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan hati dan tempat untuk meminta bantuan.
Nomor 4 : kesadaran yang dinyatakan. manusia mengungkapkankepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti perasaan, pengetahuan dan sebagainya.
Nomor 5 : kesadaran yang tidak dinyatakan. Maksudnya pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri oleh manusia tersebut dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya.
Nomor 6 : Sub sadar karena sewaktu – waktu unsur – unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan sehari – hari.
Nomor 7 : daerah tak sadar dan sub sadar. Tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam diri manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
o alat-alat teknologi
o sistem ekonomi
o keluarga
o kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
o sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
o organisasi ekonomi
o alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
o organisasi kekuatan (politik)
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi 3 (tiga):
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan
3. . Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Orientasi Nilai Budaya
Penelitian ini berbicara mengenai kecenderungan menolong pada
masyarakat Jakarta. Dalam kesibukan sehari-hari, masyarakat Jakarta sering
dihadapkan pada situasi yang membutuhkan bantuan. Adakalanya, individu
tersebut mau menolong dan adakalanya tidak. Orientasi nilai budaya
individualisme dan kolektivisme, helping self-efficacy, dan respon emosional
empathy concern dan personal distress diperkirakan menjadi salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi kecenderungan menolong. Individu yang lebih
mementingkan kebutuhan orang lain akan lebih punya kecenderungan
menolong lebih besar daripada individu yang lebih mementingkan dirinya
sendiri. Demikian pula dengan individu yang mempunyai helping self-efficacy.
Jika individu memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu untuk menolong
orang lain akan punya kecenderungan menolong yang tinggi. Sedang individu
yang cenderung mengalami respon emosional yang tertuju kepada penderitaan
orang lain akan mempunyai kecenderungan menolong yang lebih tinggi
daripada individu yang lebih cenderung mengalami respon emosional yang
tertuju untuk meringankan kecemasan diri sendiri.
Penelitian ini bersifat non-eksperimental dan pengambilan sampel
menggunakan incidental sampling. Pengumpulan data digunakan metode
kuantitatif. Alat ukur yang digunakan meliputi skala kecenderungan menolong
untuk mengukur frekuensi perilaku menolong, Individualism/Collectivism Scale
untuk mengukur kecenderungan orientasi nilai budaya individu, skala helping
self-efficacy untuk mengukur kecenderungan keyakinan individu untuk dapat
menolong, dan skala respon emosional empathy concern dan personal distress
untuk mengukur frekuensi bentuk respon emosional menolong pada individu.
Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah 180 orang.
Hasil pengujian hipotesis utama menunjukkan bahwa ada kontribusi
dari orientasi nilai budaya individualisme dan kolektivisme, helping selfefficacy,
dan respon emosional empathy concern dan personal distress terhadap
kecenderungan menolong. Namun, jika dilihat sendiri-sendiri hanya helping
self-efficacy saja yang berkontribusi terhadap kecenderungan menolong.
Ditemukan pula hubungan yang signifikan antara orientasi nilai budaya
kolektivisme, helping self-efficacy, dan respon emosional empathy concern
dengan kecenderungan menolong.
Perubahan Kebudayaan
adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa pada setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.
Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur manusia agar sesuai dengannya.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai diaektis, maksudnya saling terikat satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui 3 tahap yaitu:
a. Eksternalisasi, proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
b. Obyektivasi, proses dimana masyarakat menjadi realisasi obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
c. Internalisasi, proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
No comments:
Post a Comment