Nama : Ulfah Indriyani
NPM : 18210318
Kelas : 3EA18
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
NPM : 18210318
Kelas : 3EA18
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari
peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.
Induksi pada pengertian tradisional dipisahkan secara rigid
dari deduksi untuk menunjuk pada suatu metode saintifik yang berupaya tiba pada
konklusi melalui bukti-bukti (evidences) partikular mengenai dunia. Dalam
sains, akumulasi bukti-bukti (evidences) bermakna derajat tertentu terhadap
sokongan munculnya hipotesis, kalau bukan konklusi.
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam
berpikir denganbertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan
difenomena yangdiselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak
tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci
sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Penalaran Induktif adalah penalaran yang bertolak dari
pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan
kata lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus dari pernyataan (premis).
Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut:
1.
Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan beberapa
pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang
bersifat umum dari beberapa gejala dan data, kita ragu-ragu menyatakan bahwa
“lulusan sekolah A pintar-pintar”. Hal ini dapat kita simpulkan setelah
beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti itu.
Contoh :
Pemerintah
telah menjadikan Pulau Komodo sebagai habitat pelestarian komodo. Di Ujung
Kulon, pemerintah mebuat cagar alam untuk pelestarian badak bercula satu.
Selain itu, sejumlah Undang-Undang dibuat untuk melindungi hewan langka dari
incaran pemburu. Banyak cara yang telah dilakukan pemerintah untuk melestarikan
hewan-hewan langka.
Sahih atau tidak sahihnya simpulan dari generalisasi itu dapat dilihat
dari hal-hal yang berikut.
1.
Data itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak
data yang dipaparkan, makin sahih simpulannya yang diperoleh.
2.
Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data
yang sama itu akan dihasilkan simpulan yang sahih.
3.
Pengecualian perlu diperhitungkan karena
data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.
2.
Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membadingkan dua hal yang
mempunyai sifat yang sama.
Contoh :
Para
atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan
lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk
melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk
bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk
menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
Tujuan pernalaran secara Analogi adalah sebagai berikut:
1.
Analogi dilakukan untuk meramalkan kesalahan
2.
Analogi digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan
3.
Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi
Sumber :
http://sambunganhidup.blogspot.com/2012/09/contoh-paragraf-generalisasi.html
http://yogatama-anggita.blogspot.com/2012/04/penalaran-induktif.html