Di
era globalisasi makin banyak saja usaha yang muncul membuat persaingan
di dunia usaha semakin ketat. Kejadian ini terjadi karena tiap usaha
mempuyai usaha yang hampir sama dan dengan motivasi memuaskan konsumen
yang sama dengan harga yang relatif murah sehingga dapat menarik minat
konsumen.
Dengan
beragamnya permintaan konsumen membuat para pengusaha berlomba-lomba
untuk mendapatkan simpati serta loyalitas dari calon pelanggannya. Bila
konsumen telah memutuskan untuk menjadi pelanggan maka bisa dipastikan
mereka akan kembali membeli produk yang diproduksi dari perusahaan
tersebut.
Menurut
Kotler (1997) kepuasan pelanggan adalah tingkat keadaan perasaan
seseorang yang merupakan hasil perbandingan antara penilaian
kinerja/hasil akhir produk dalam hubungannya dengan harapan pelanggan.
Pelanggan
adalah setiap orang yang menuntut pemberian jasa (perusahaan) untuk
memenuhi suatu standar kualitas pelayanan tertentu, sehingga dapat
memberi pengaruh pada performansi (performance) pemberi jasa
(perusahaan) tersebut. Dengan kata lain, pelanggan adalah orang-orang
atau pembeli yang tidak tergantung pada suatu produk, tetapi produk yang
tergantung pada orang tersebut. Oleh karena pelanggan ini pembeli atau
pengguna suatu produk maka harus diberi kepuasan.
Secara
teori loyalitas pelanggan merupakan satu faktor yang dapat memberikan
berbagai keuntungan bagi pemasar. Loyalitas ini merupakan perilaku pasca
pembelian atau penggunaan produk. Bentuk dari loyalitas yang dapat
terlihat secara empiris adalah pembelian ulang dan perekomendasian.
Ketatnya
persaingan membuat pemasar sulit untuk bersaing dalam inovasi produk.
Perkembangan teknologi yang semakin cepat menyebabkan sesuatu hal baru
dengan mudah akan dapat ditiru oleh orang lain, sehingga peranan layanan
konsumen menjadi penting. Kualitas yang ditawarkan akhirnya tidak hanya
ditentukan kualitas produk tapi juga oleh kualitas jasa. (Kartajaya,
1994:34)
Source : http://ammarawirausaha.blogspot.com/2009/10/pengertian-pelanggan.html